1. Tari Tradisional Bali -
Tari Cendrawasih
Seperti halnya tari merak dari Jawa Barat, tari
Cendrawasih Bali menggambarkan keindahan burung Cendrawasih yang bertebangan di
angkasa. Tari Cendrawasih ditarikan oleh 2 orang wanita dewasa. Satu memerankan
burung Cendrawasih jantan dan satunya lagi cendrawasih betina
Burung Cendrawasih
yang dikenal sebagai Manuk Dewata di Bali memang memiliki karakter yang
meliuk-liuk seperti sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang
perkawinan. Hal ini digambarkan dalam tarian tradisional Bali ini. Tari
Cendrawasih adalah hasil karya oleh I Gde Manik dan pertama kali
ditampilkan di subdistrik Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an. Tapi tari
Cendrawasih yang sering dipertunjukan pada masa kini adalah hasil olahan
koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada
penampilan pertamanya pada 1988.
2. Tari Tradisional Bali - Tari Trunajaya
Tari Trunajaya adalah
tari tradisional Bali yang menggambarkan gerakan-gerakan seorang pemuda
(Taruna) Bali yang sedang meninjak usia dewasa, penuh emosi serta berulah untuk
memikat hati seorang wanita. Tari Trunajaya termasuk tari putra dengan gerakan
yang keras yang biasanya ditarikan oleh seorang penari putri. Tari ini semula
ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh
I Gde Manik. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan untuk sebuah tari hiburan
yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu.
3. Tari Tradisional Bali - Tari Barong
Tari Barong adalah
tarian tradisional Bali yang cukup terkenal. Tari Barong ini merupakan warisan
kebudayaan sebelum munculnya agama Hindu di tanah dewata. Tarian Tradisional
Bali ini ditarikan oleh 2 orang laki-laki, satu bagian kepala dan satunya lagi
dibagian ekor, sehingga kelihatanya seperti binatang berkaki empat.
Kata barong sendiri
berasal dari kata bahruang yang berarti juga beruang, sehingga
penampilan badannya besar seperti binatang beruang. Ada bermacam-macam barong
seperti barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu, barong
landung, barong blasblasan, barong ket (keket). Tari Barong yang sering
ditampilkan pada saat ini adalah barong ket, jenis tari barong ini memiliki
kostum dan gerak tari yang lengkap, bentuknya merupakan perpaduan antara
binatang singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan
ukiran-ukiran dibuat dari kulit, dengan potongan kaca cermin yang berkilauan
dan bulunya dibuat dari serat daun perasok , ijuk atau ada pula dari bulu
burung gagak, topeng muka barong dibuat dari kayu dengan sumber tempat yang
angker dan keramat.
Tari Barong
dipentaskan menggambarkan pertarungan yang sengit antara kebajikan yang
disimbolkan denan barong dengan kebatilan yaitu rangda, dan dipentaskan dengan
penuh sajian humor.
4. Tari Tradisional Bali - Tari Legong
Tari Legong
adalah merupakan tari klasik Bali yang pada awal mulanya merupakan tarian
kraton yang hanya dipertunjukan di lingkungan keraton pada masa kerajaan Bali.
Dari asal katanya legong berasal dari kata “leg” yang artinya luwes dan
elastis, dihubungkan dengan tarian berarti gerakan yang lemah gemulai, kemudian
“gong” yang artinya gamelan, sehingga legong berarti tarian yang terikat dengan
gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang mengiringinya di kenal dengan nama Semar Pegulingan. Ciri khas lainnya
penarinya memakai kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong.
Tari Legong ditarikan oleh 2-3
orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini,
tapi adakalanya tari legong ini tidak menghadirkan tokoh tersebut, tergantung
jumlah penarinya.
Dikenal beberapa
macam tari Legong di Bali yang berkembang seiring waktu Legong Lasem (Kraton),
Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana dan Legong
Sudarsana.
5. Tari Tradisional Bali - Tari Pendet
Tari Pendet pada awalnya
merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat
Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya
dewata ke alam dunia.
Namun seiring
perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi "ucapan
selamat datang". Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I
Wayan Rindi.
Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang
memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus
pria dan wanita, dewasa maupun gadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar