Kamis, 10 November 2016

Revitalisasi Jiwa Kepahlawanan di Era Modern atau Reformasi

Revitalisasi Jiwa-Jiwa Kepahlawanan di Era/Abad Modern
Sebelum kita masuk tentang revitalisasi jiwa-jiwa kepahlawan di era modern atau reformasi, alangkah baiknya kita mengetahui apa itu revitaisasi. Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
Di era globalisasi atau era modern ini perlu adanya revitalisasi jiwa kepahlawaan, mengapa saya katakana begitu karena pada era modern ini jiwa kepahlawanan semakin memudar akibat perkembangan teknologi. Seharusnya spirit jiwa kepahlawanan dapat dijadikan pengikat emosi kebangsaan dan kebersamaan kita di tengah maraknya upaya untuk membuat sekat-sekat di antara sesama anak bangsa yang mengancam keutuhan NKRI. Yang lebih memprihatinkan, banyak diantara kita yang merasa bahwa peringatan hari pahlawan dan hari-hari bersejarah lainnya hanyalah sebagai bentuk seremoni belaka, merupakan agenda rutin setiap tahunnya, dan tanpa pernah ada tindak lanjut kedepannya untuk kemajuan bangsa ini.
Hal yang tak kalah sangat memprihatikannya adalah bobroknya perilaku para pejabat bangsa ini. Orang-orang yang sudah terpilih sebagai wakil rakyat yang seharusnya pro terhadap rakyat, justru malah memperkaya diri dengan praktek korupsinya, penuh dengan kamuflase hipokrisi, dan ironi yang merebak di berbagai aspek bangsa ini. Era globalisasi yang tidak bisa dibendung seperti sekarang ini ditambah dengan ideologi pasar bebasnya semakin menambah orang yang duduk di birokrasi menjadi-jadi untuk memenuhi nafsunya. Mereka terhipnotis untuk menjadi seorang yang oportunis. Tidak ada lagi rasa peduli terhadap sesama. Mereka disibukkan demi kepentingan dan keuntungan pribadi semata.
Merevitalisasi jiwa-jiwa kepahlawanan di era modern ini dalam berbagai aspek sangatlah penting. Kembangkanlah apa yang menjadi bakat dan keahlian kita agar kita bisa menjadi pakar di berbagai bidang di kehidupan ini. Karena menjadi seorang pahlawan itu bukan hanya identik dengan ikut berperang, mengangkat senjata, dan terjun dalam pertempuran. Karena ini konteksnya sudah berbeda dengan era sekarang. Dengan kita menjadi seorang ahli di berbagai bidang yang sekiranya sangat memiliki pengaruh dalam kemajuan bangsa ini, kita sudah bisa dikatakan sebagai seorang pahlawan. Jika kita menyadari, sebenarnya bangsa ini masih terjajah. Maka solusinya, semua pihak harus peduli dan senantiasa menanamkan jiwa-jiwa kepahlawanan, semangat patriotisme, dan jiwa nasionalisme kedalam diri. Jika kesemuanya itu sudah baik, maka saya yakin bangsa ini akan semakin makmur dan sejahtera. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akan semakin solid terjaga. Tidak ada lagi yang lupa tanggal 10 november diperingati sebagai hari apa. Tidak ada lagi yang nantinya mengatakan memperingati hari Pahlawan adalah seremoni belaka. Tidak ada lagi yang mengatakan bahwa Motto “Merdeka atau Mati” yang diagungkan para pahlawan terdahulu sebagai sesuatu yang basi. Tidak akan ada lagi yang berani menginjak harkat dan martabat bangsa ini. Karena kita menyadari, mengaku, dan menghargai semua jasa-jasa para pahlawan kita. Kita ingin meneruskan cita-citanya yang belum terwujud dan kita akan melestarikan jiwa-jiwa kepahlawanan yang tertanam dalam diri mereka.
                                                              




Tidak ada komentar:

Posting Komentar